Acting
Acting (peran) berasal dari kata “to act” yang berarti “beraksi”
acting dalam pengertian dia atas adalah perpaduan antara atraksi tubuh
dan karakter spiritual (jiwa) jadi acting dapat disimpulkan dalam sebuah
pengertian. Acting adalah berperan sesuai tuntutan sutradara yang ada
pada naskah/scenario seni acting terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Secara alami: sudah berpengalaman dalam seni acting biasanya sudah bisa sejak kecil.
2. Secara kesan seni peran artinya sudah melalui proses: melalui tahap belajar secara perlahan-lahan dari awal sampai akhir.
Peran yang sudah melalui proses secara artistik sangatlah
indah dan enak di tonton. Usaha seorang artis dalam melakoni seni acting
adalah mengembangkan kemampuan berekspesi ke dalam karakter yang ia
mainkan. Dengan melihat naskah dan membacanya. Dengan kemampuan
ketiganya, aktor akan bisa membuka diri dan menyerap pengalaman hidup
dari si tokoh yang sesuai dengan konsep penulisan naskah dan sutradara.
Untuk mencapai hal tersebut, artis harus bisa melihat kembali pengalaman
hidup saat berada di lingkungan sekolah, keluarga, teman dan saat
bermain di luar.
Metode acting konstantin Stanislavski lebih memusatkan perhatian pada
masalah bagaimana seorang artis/tokoh menyatukan diri ke dalam peran si
tokoh yang akan ia mainkan. Masalah ini adalah sangatlah penting,
karena “kondisi batin” yang diciptakan inilah yang kelak akan
menghasilkan permainan yang kaya dan kreatif.
Maka seni acting ala Stanislavski mengajarkan bagaimana
seorang artis terbawa ke dalam keseluruhan pemain dengan mempertunjukkan
gaya penampilan yang artistik. Ia menjelma menjadi makhluk yang mampu
menghayati perannya tanpa di sadari sesuai gerak. Namun sayang, tidak
semua artis bisa mencapai kemampuan tersebut. Dunia bawah sadar saat
permainan itu berlangsung (syuting) terkadang tidak bisa dikendalikan
oleh kesadaran kita secara terus menerus.
Setiap kali kita memasukinya, dunia bawah sadar kita (peran
yang kita mainkan) akhirnya menghilang. Bagaimana menyiasati agar dunia
bawah sadar tersebut bisa tumbuh dan bisa dikembalikan oleh kesadaran
kita?
Jawab : Saat kita menjalankan syuting jangan kita pikirkan hal-hal yang tidak penting. Contoh : TV, adik dll.
Tujuan pokok seni acting adalah menciptakan kehidupan batin
manusia, serta mengungkapkannya dalam bentuk yang artistik. Untuk
menampilkan suatu “Dunia Kehidupan” secara artistik, artis wajib melatih
perangkat tubuh dan vokalnya secara dalam. Seni acting penghayatannya
adalah mutlak adanya.
Setiap kali tokoh itu diciptakan dengan segala
karakteristiknya ia harus dihayati secara baru kembali dan dilahirkan
secara baru pula. Maksud dari hal di atas, bahwa apa yang ditulis di
scenario harus ditampilkan yang sempurna dan diharapkan seorang artis
harus improvisasi karena improvisasi menghilangkan dalam konteks hafalan
dan kita lebih bebas dalam berperan.
Seni acting itu berorientasi pada proses penciptaan. Ia
menciptakan kehidupan sendiri indah dalam batas ruang dan waktu. Ketika
berproses menjadi artis kita harus menghindari pikiran negatif yang
cenderung menampilkan topeng beku (tanpa ekspresi). Untuk mengatasi hal
itu kita harus mampu meramu efek-efek dramatik yang artistik untuk
menggambarkan perasaan dengan cara-cara natural.
Pemain yang nggak sesuai dengan scenario (dengan gaya
sendiri) disebut gaya over acting (permainannya yang dibuat-buat).
Antisipasinya adalah kita berusaha untuk mengelakkan kegiatan yang salah
terhadap kerja kita.
B. Metode Akting Stanislavski
Konstantin Sergeyevich Stanislavski lahir di Moscow 17
Januari 1862 dan mengabdikan hidupnya untuk teater dan seni acting.
Ajaran metode acting Stanislavski tidak bersifat teori, namun praktek
dan selalu berpijak kepada seluk beluk manusia itu sendiri.
Sistem Stanislavski memberi kesempatan kepada kita untuk
menikmati pengalaman acting yang sebenar-benarnya tulus dan jujur apa
adanya. Tidak kita sadari bawahannya dalam kehidupan sehari-hari kita
berakting.
Contoh: misalnya kita bohong pada orang tua, marah-marah alasan
terlambat masuk sekolah, tetapi di saat kita berakting kita menjadi
grogi atau takut menghadapi kamera, penonton, dan scenario.
Pada
dasarnya manusia hanya takut di tonton oleh orang. Bagaimana menyiasati
hal tersebut:
1. Jangan berfikir negatif tapi berfikirlah positif.
2. Perbanyaklah improvisasi karena dengan kita improvisasi mengurangi rasa takut kita.
3. Jalankan sesuai dengan scenario.
Metode acting presentasi yakni, acting yang berusaha menyajikan sikap dan tingkah laku manusia secara umum.
Secara keseluruhan seni acting mempertunjukkan kehidupan
sehari-hari sebagaimana adanya yang kita lihat. Ekspresi dari aksi-aksi
si tokoh akan terwujud jika melalui pengalaman pribadinya sendiri
menurut sutradara. Epik Peter Brook berakting terdiri dari 1000
kesalahan dan hanya 1 saja kebenarannya.
C. Psikologi (Ilmu Jiwa)
Ilmu jiwa adalah ilmu yang mengajari tentang jiwa dan tingkah
laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu jiwa sangat diperlukan
dalam dunia acting karena saat kita mengaudisi pemain kita akan tahu.
Jiwa-jiwa yang kita audisi artinya pemain yang kita audisi tanpa adanya
ilmu jiwa, seni acting akan berantakan.
D. Pendekatan Fungsi Jiwa
1. Persepsi
Persepsi merupakan potensi artis atau pemain yang membawa hubungan
antara diri kita sendiri dengan lingkungan seperti benda-benda, manusia.
Persepsi ini merupakan penglihatan kita yang kita lihat dan kita amati
secara langsung.
2. Motivasi
Motivasi adalah suatu kekuatan yang mendorong timbulnya tindakan atau tingkah laku kita.
Motivasi acting adalah menggerakkan kuping/organ tubuh lainnya untuk mencari suara yang kelihatan
3. Emosi
Emosi adalah luapan perasaan atau suasana hati yang dikeluarkan. Emosi berarti bergerak keluar dan meluapkan perasaan hatinya.
Filing adalah perasaan yang cenderung kedalam dan bersifat menerima dalam hati kita.
4. Belajar
Belajar adalah dorongan atau motivasi untuk berubah lebih baik dari sebelumnya.
5. Berfikir
Berfikir adalah kemampuan untuk membentuk konsep dan menggunakannya melalui kemampuan pikiran kita.
E. Pendekatan untuk Kepribadian
Pendekatan kepribadian manusia tidak lepas dari untuk unsur,
yakni: tanah, air, api dan udara yang masing-masing mendukung sifat
kering, basah, dingin dan panas. Maka menurut Hipokrates menyatakan
bahwa unsur dan sifat itu juga ada dalam manusia yaitu:
1. Cairan CHkole yang bersifat kering
– Optimis, semangat, daya juang kuat, mudah meluap perasaannya (marah) tindakannya cepat tapi tidak stabil, basa basi.
2. Melankolis bersifat bagus
– Pesimis, mudah kecewa, daya juang lemah, egois, curiga terhadap orang lain.
3. Flegmatis à dingin
– Tenang, tekun, lambat panas, tidak gampang terpengaruh, penyabar, apatis pada lingkungan.
4. Sanguinis à panas
– Hidup, ramah, supel, cepat bertindak dan terhenti, bukan tipe penakut.
Untuk penerapannya, sifat-sifat itu dapat dikembangkan lebih sempit dengan memasukkan sifat-sifat yang sesuai yaitu:
1. Piknik
Fisik : pendek, gemuk, leher pendek dan kuat, banyak lemak hingga tulang, tulangnya tidak nampak.
Temperamen : mudah kontak, ramah, senang bergaul, peduli sesama, lucu, komedis.
2. Leptosom
Fisik : tinggi, langsung, muka bulat telur, perut kecil, bahu sempit, tulangnya tampak.
Temperamen : pendiam, perasaan bergolak, susah kontak, menyendiri, melankolis.
3. Atletik
Fisik : badan kokoh, bahu lebar, kuat, kepala leher tegak lebih pendek dari leptosom dengan urat-urat yang menonojol.
Temperamen : optimis, daya juang tinggi, perasaan sukar digerakkan, kurang peka, hampir seperti psikgmatis.
4 Displastis
Fisik : memiliki tubuh abnormal, kerdil, atau memiliki badan besar
Temperamen : phlegmatic, tenang, tekun, lambat, tidak gampang terpengaruh.
Manusia teori : berpikir, memikirkan manfaat praktis dari ilmu pengetahuan yang ditekuni
Manusia ekonomis : bekerja lebih tertarik dan menggunakan apa yang diketahui terutama kebutuhan jasmaniah
Manusia estetis : menikmati, harmonis, mencintai keindahan,
keselarasan, adalah nilai tertinggi, individualistis, tidak mau
disamakan dengan orang lain
Manusia sosial : berbakti :mengabdi pada sesama, cinta kasih, lebih dekat, dengan tipe manusia agama,
Manusia kuasa : menguasai politisi/militer, mendominasi, semua orang harus mengikuti kehendak & pikirannya.
F. Dramaturgi
Dramaturgi adalah teori yang mempelajari cerita/naskah
skenario di dalamnya terhadap struktur dramatik, plot atau alur cerita,
tema, penokohan & setting peristiwa. Dasar dari drama adalah
konflik, melibatkan karakter antar tokoh kisah cerita dan kesimpulan
akhir peristiwa. Cerita harus menghidupkan tokoh manusia yang berlawanan
yaitu tokoh protagonis (baik) VS antagonis (jahat).
Ide prinsipil yang dimiliki protagonis dilawan dengan
antagonis sehingga timbul dramatic-action. Konflik di wujudkan oleh
action yang terbuka penonton hanya menerima kesan berdasarkan Action
yang dilihat visual & di dengan (auditif). Dasar akting adalah motif
yang bersumber dari :
a. Human – drives (kegiatan, semangat, pendorong)
b. Situasi (fisik & sosial)
c. Interaksi sosial (pergaulan dengan orang lain)
d. Pola perwatakan
1. Human drives à bersifat dinamis
2. Situasi fisik & sosial à dua aspek yang bisa melahirkan action
3. Interaksi sosial à akan dinamis bila 2 orang ada kontak
4. Pola watak à mempelajari masa lalunya.
Plot merupakan rangkaian peristiwa dihubungkan dengan sebab akibat plot di susun oleh pengarang untuk mengungkapkan pikirannya.
Anatomi plot yakni :
a. Glimerick à menimbulkan ketertarikan penonton pada awal film
b. Flash back à kilas balik peristiwa lampau
c. Fore shadowing à bayang-bayang yang mendahului peristiwa
d. Suspense à dugaan, prasangka
e. Surprise à peristiwa yang terjadi di luar dugaan penonton
f. Dramatic-Irony à aksi tokoh yang berkat & bertindak sesuatu
g. Gestus à aksi atau ucapan tokoh utama
Jenis plot :
a. Single plot à memiliki alur cerita dan konflik
b. Multi plot à alur cerita utama & beberapa sub plot
c. Episodi à berdiri secara bagian pembagian secara mandiri
Peran tokoh :
– Protagonis : tokoh utama memiliki irama tragis & menggerakkan seluruh cerita
– Antagonis : tokoh yang menentang protagonis
– Deultragonis : tokoh lain di pihak Protagonis
– Foil : tokoh lian di pihak Antagonis
– Raisoneur : tokoh yang mewakili pikiran pengarang
– Tritagonis : tokoh yang dipercaya protagonis & antagonis
– Utility : tokoh pelengkap & rangkian cerita
Macam karakter :
1. Flat à tokoh yang lebih bersifat hitam –putih
2. Round à tokoh yang sempurna kaya dengan pesan-pesan dramatik
3. Caricatural à karakter tidak wajar, satiris & menyindir
4. Theatrical à karakter tidak wajar, unik bersifat simbolis
Konflik antar karakter:
Konflik merupakan kerangka sebuah drama diwujudkan oleh Action. Motivasi adalah unsur yang menentukan. Watak para tokoh dapat di identifikasi dari kesatuan motivasi.
H.Tema (buah pikiran)
Merupakan landasan cerita & ide
I. Setting
Memetakan hal-hal sensial yang menjadi ciri utama wilayah tertentu
J. Bahasa
Media penyampai untuk menggerakkan plot & mencerminkan tokoh & motivasinya.
K. Aliran
gaya atau aliran sastra
L. mengenal warna
Media untuk mengasah instuisi seninya
Ada 2 macam teori:
a. Warna fisik à warna primer merah-kuning-biru
b. Warna psikis à warna gelap à hitam